Layar Keinsafan

|

Mengapa nantikan senja
Barukan terdetik, pulang ke pengkalan
Gusar malam menghampiri
Ku tewas di lautan
Tuhan layarkanku ke arah cintaMu
Tuntuniku menggapai redhaMu
Rimbunan kasihMu ku berteduh
KepadaMu ya Tuhan
Berikan secebis keinsafan
Bekalan sepanjang perjalanan
Mencari ketenanganBiar
Kau menjadi saksi
Tulus tangisku kala dini hari
Kesempatan yang hanya sebentar
Moga keikhlasanku terlakar
Berikanlah ku hidayah
Agar dikuatkan iman yang lemah
Moga diberkati hidup ini
Menuju bahagia yang kekal abadi
PadaMu Tuhan
Kan kuserahkan cinta kepada
MuTuhan layarkanku ke arah cintaMu
Tuntuniku menggapai redhaMu
Rimbunan kasihMu ku berteduh
KepadaMu ya Tuhan
Berikan secebis keinsafan
Bekalan sepanjang perjalanan
Mencari ketenanganBiar Kau menjadi saksi
Tulus tangisku kala dini hari
Kesempatan yang hanya sebentar
Moga keikhlasanku terlakarBerikanlah ku hidayah
Agar dikuatkan iman yang lemah
Moga diberkati hidup ini
Menuju bahagia yang kekal abadi
Harapanku moga dikurniakan
Manisnya iman berpanjangan
Moga lautan hilang gelora

Sentiasalah Berpegang Pada Redha Allah Saat Tertimpa Musibah

|

Rasullulah S.A.W yang ma'shum diusir dengan paksa dari Makkah,tempat keluarga,anak-anak,rumah,dan kampung halaman,lalu pergi ke Thaif mncari perlindungan,yang justeru disambaut dengan dusta dan penolakan yang keji. Batu-batu,seksaan,caci-maki,dan umpatan,semuanya dilemparkan ke arahnya.

Kedua mata beliau mencucurnya air mata duka, kedua kakinya mengalirkan darah suci, dan kalbunya terpangang oleh pahitnya musibah, maka kepada siapakah meminta perlindungan? Kepada siapa harus minta pertolongan? kepada siapa harus mengadu? Kepada siapa harus menghadap? Hanya satu...kepada Allah Yang Maha Kuat, Maha Kuasa, Maha Tinggi, dan Maha Menolong.

Rasullulah S.A.W menghadap dirinya ke arah qiblat, menuju Tuhannya, dan bersyukur kepadaNYA, sedang lidah mengeluarkan ungkapan pengaduan, bisikan yang tulus, dan pemintaan yang mendesak.Dia memohon sambil menangis, dan mengadu kerana dizalimi dan disakiti.

Takaran misibah terukur dengan tangisan
dan beratnya tragedi
membuat pipi haus akan air mata.
Bencana masa telah menutupi wajah
dengan awan kedukaan yang pekat
disertai hujan tangisan

Sekarang dengarkanlah permintaan Rasullulah S.A.W kepada TuhanNya pada malam Nakhlah ketika beliau berdoa :

Ya Allah, sesungguhnya aku mengadu kepada-Mu akan lemahnya kekuatanku, kurang dayaku, remehnya aku dimata orang lain. Engkau Maha Penyayang di antara para penyayang, Tuhan orang-orang tertindas. Engkau adalah Tuhanku; kepada siapakah engkau menyerahkan diriku, apakah kepada kerabat yang memusuhiku atau kepada musuh yang Engkau kuasakan kepadanya urusanku. Akan tetapi, aku tidak peduli dengan semuanya selama engkau tidak murka terhadapku, sedang pemaafMU kepadaku lebih luas (daripada murkaMU). Aku berlindung kepada cahaya DzatMu yang menerangi kegelapan dan urusan dunia dan akhiratku
menjadi baik kerananya, agar jangan Engkau turunkan murka-Mu kepadaku atau Engkau timpakan kemarahan-Mu kepadaku. Hanya Engkaulah aku memohon belas kasihan hingga Engkau redha. Tiada daya (untuk melakukan ketaatan),kecuali dengan pertolonganMU. Aminn
|

Rasullulah s.a.w bersabda : "Tidaklah seorang hamba menghadap Allah dengan sepenuh hatinya,melainkan Allah akan menjadikan hati para hambaNya menerima dan menghampirinya dengan rasa cinta serta kasih sayang. Allah lebih cepat daripada dia dalam mewujudkan segala kebaikan."

Senyum..Senyuman mu amat menawan dan menghiburkan.. Percayalah... :)

|

smile Pictures, Images and Photos

Senyumlah tinggalkan tagisanmu untuk Manusia..Hiburkan Hati Mu dan insan2 disisimu...Belajarlah untuk Sentiasa Tersenyum... :)



Senyumlah!
Tersenyumlah!
Tertawa yang wajar itu laksana 'balsem' bagi kegalauan dan 'salep'
bagi kesedihan. Pengaruhnya sangat kuat sekali untuk membuat jiwa
bergembira dan hati berbahagia. Bahkan, karena itu Abu Darda' sempat
berkata, "Sesungguhnya aku akan tertawa untuk membahagiakan hatiku.
Dan Rasulullah s.a.w. sendiri sesekali tertawa bingga tampak gerahamnya.
Begitulah tertawanya orang-orang yang berakal dan mengerti tentang
penyakit jiwa serta pengobatannya."

Dan salah satu nikmat Allah yang diberikan kepada penghuni surga
adalah tertawa.
{Maka pada hari ini orang-orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir.}
(QS. Al-Muthaffifin: 34)
Orang Arab senang memuji orang yang murah senyum dan selalu
tampak ceria. Menurut mereka, perangai yang demikian itu merupakan
pertanda kelapangan dada, kedermawanan sifat, kemurahan hati,
kewibawaan perangai, dan ketanggapan pikiran.


Dalam Faidhul Khathir, Ahmad Amin menjelaskan demikian: "Orang
yang murah tersenyum dalam menjalani hidup ini bukan saja orang yang
paling mampu membahagiakan diri sendiri, tetapi juga orang yang paling sanggup memikul tanggung jawab, orang
yang paling tabah menghadapi kesulitan dan memecahkan persoalan,
serta orang yang paling dapat menciptakan hal-hal yang bermanfaat bagi
dirinya sendiri dan orang lain."